Berkembangnya teknologi ternyata tidak diimbangi dengan perkembangan integritas pelajar Inggris, hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah pelajar yang menyontek saat ujian. Lewat internet, mereka mengambil hasil karya orang lain dan melakukan plagiatrisme, ada juga yang membeli esay lewat internet.
Hal ini dilakukan oleh hampir 1.700 mahasiswa dari 20 perguruan tinggi dalam periode 2010-2011. Kebanyakan dari mereka mendapat sanksi akademik, namun dilaporkan oleh Freedom of Information Act, sebanyak seratus orang mahasiswa sudah di drop out (DO) karena berlaku curang.
Di Universitas Oxford misalnya, seorang mahasiswa didenda 100 pound karena membawa contekan saat ujian. Tahun lalu, Cambridge mencopot salah satu kandidat PhD bidang sejarah karena "berbagai plagiarisme".
Tidak hanya memanfaatkan teknologi, cara kuno seperti menyalin jawaban dari teman maupun membawa contekan di secarik kertas juga masih dilakukan oleh mahasiswa para pelaku. Diantara mereka bahkan ada yang membayar orang untuk menggantikan mereka saat ujian, atau dikenal dengan praktek joki.
Berbuat curang saat ujian adalah usaha menipu diri sendiri. Karena walaupun akhirnya mendapat nilai yang baik, kita tahu bahwa sebenarnya kita tidak layak untuk mendapatkannya. Jika diteruskan hal ini akan menghambat prestasi, terutama jika nanti masuk ke dunia kerja.
Sumber : antaranews